Minggu, 23 Oktober 2016

Kajian Teori dalam Penelitian

kajian-teori
Dalam membuat laporan penelitian baik itu skripsi, tesis maupun disertasi tentu kita memerlukan berbagai landasan teori untuk memperkuat atau memperjelas dugaan, metodologi, maupun hasil penelitian kita. Landasan teori yang berasal dari berbagai pendapat dan pemikiran para ahli yang kita gunakan, tentu tidak serta merta kita gunakan namun ada aturan penggunaannya. Aturan ini biasanya digunakan untuk melindungi hak pendapat dari para ahli dan kita sebagai pengguna teori harus menggunakannya untuk menghindari plagiarisme. Plagiarisme terhadap penelitian bukan hanya sebuah istilah yang merugikan hak cipta seseorang, tetapi juga termasuk tindakan kriminal. Plagiarime banyak sekali tingkatannya mulai dari yang ringan sampai yang berat. Perhatikan diagaram alur berikut!

Did I plagiarize?
Dari diagram alur di atas tentu kita memiliki jawaban masing-masing, apakah saya plagiator? Termasuk dalam kategori plagiator manakah saya?
Nah, untuk menghindari plagiarisme salah satunya kita harus mengetahui bagaimana cara menulis yang benar, bagaimana cara menggunakan pendapat orang lain atau para ahli yang benar. Berikut dipaparkan secara lebih dalam meliputi pengertian, macam, peran dan fungsi serta langkah-langkah penyusunan kajian teori yang benar!

Visit and download pdf Resume Variabel Penelitian here!
http://fevirahmawati.blogs.uny.ac.id/2016/10/23/kajian-teori-dalam-penelitian/

A.    Pengertian Teori
Pengertian teori menurut pendapat ahli, yakni:
1.      Kerlinger (1978) teori adalah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu.
2.      Neuman (2003): Researchers use theory differently in various types of research, but some type of theory is present  in  most  social  research”.
3.      Cooper & Schindler (2003) Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
4.      Sitirahayu dan Haditomo (1999) bahwa  suatu  teori  akan  memperoleh  arti  yang  penting,  bila  ia  lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.

Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teori adalah konstruk (konsep), batasan, definisi dan preposisi yang tersusun secara sistematis, yang kebanyakan berhubungan dengan penelitian sosial untuk melukiskan, menerangkan/menjelaskan, dan meramalkan/memprediksi tentang fenomena melalui rincian hubungan antar variabel.

B.     Macam-Macam Teori
Macam-macam teori menurut Mark (1963) dalam Sitirahayu dalam Sugiyono, yaitu:
1.      Teori yang Deduktif
Teori yang memberi keterangan dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan. Contoh : Teori disposisi matematis siswa tentang aspek-aspeknya yang menjadi acuan dalam membuat soal instrumen dan hipotesis.
2.      Teori yang Induktif
Pada teori induktif, cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titip pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist yang melihat perubahan perilaku manusia untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan.
3.      Teori yang Fungsional
Pada teori ini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Teori ini biasanya digunakan pada mixed method.

Sedangkan macam-macam teori menurut Goetz Le Compte dalam Uhar (2012), yaitu:
1.      Grand Theory
Grand theory adalah teori dengan sistem yang secara ketat mengaitkan proposisi-proposisi dan konsep-konsep yang abstrak sehingga dapat digunakan untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi secara komprehensif sejumlah fenomena besar secara nonprobabilitas. Grand theory merupakan teori yang meluas, menyeluruh dan dasar yang akan melahirkan teori-teori lainnya. Contoh: Teori belajar tentang teori behavioristik, humanistik, dls.
2.      Theoritical Model
Model teoritis yaitu keterhubungan yang longgar (tidak ketat) antara sejumlah asumsi, konsep, dan proposisi yang membentuk pandangan ilmuwan tentang dunia. Maksudnya grand theory yang secara menyeluruh melahirkan teori-teori baru. Contohnya pada teori belajar melahirkan teori behavioriatik menurut Pavlov, Thorndike, dls.  
3.      Formal dan Middle Range Theory
Teori formal dan teori menengah yaitu proposisi yang berhubungan, yang dikembangkan untuk menjelaskan beberapa kelompok tingkah laku manusia yang abstrak. Contohnya komunikasi siswa, kemampuan verbal, dls.
4.      Substantive Theory
Substantive theory adalah teori yang paling rendah tingkatan abstraksi dan sangat terbatas dalam kerumunan generalisasinya (Hamid Hasan. 1996). Contohnya perbandingan antara kelompok dengan treatment PBL dan TGT.

C.    Peran dan Fungsi Teori
Fungsi teori menurut Wagiran (2015) yaitu:
1.      Teori sebagai identifikasi awal dari masalah penelitian dengan menampilkan kesenjangan bagian-bagian yang lemah dan ketidaksesuaiannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Ketidaksesuaian antara fakta atau kenyataan dan ideal lalu dirangkum dan dikembangkan ke dalam teori.
2.      Teori digunakan untuk mengumpulkan semua konstruk atau konsep yang berkaitan dengan topik penelitian
3.      Teori dari setiap variabel dapat digunakan untuk menampilkan hubungan antara variabel yang diteliti

Fungsi dari kajian teori menurut Widi (2010) yaitu:
1.     Memperjelas dan fokus pada permasalahan penelitian karena kajian teori ini akan berhubungan dengan batasan penelitian.
2.     Menyusun dan memperbaiki metodologi karena kajian teori dapat menggambarkan mengenai metode yang cocok digunakan dalam penelitian.
3.     Dengan kajian teori yang relevan akan memperluas pengetahuan dan landasan teoritis dalam penelitian.
4.     Menghubungkan dengan pengetahuan terkait. Misalnya pengetahuan dalam kajian teori penelitian pendidikan akan berkontribusi pada pengetahuan lain dalam pendidikan.

D.    Langkah-Langkah Penyusunan Teori
Langkah-langkah penyusunan teori menurut Meredith, Joyce, dan Walter, yaitu:
1.      Search prelimenary sources (mencari sumber pendahuluan)
Pada tahap ini peneliti perlu mengidentifikasi buku-buku, artikel, laporan penelitian dan publikasi lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
2.      Use secondary sources (menggunakan sumber tambahan)
Pada tahap ini peneliti perlu mengidentifikasi buku-buku, artikel, laporan penelitian dan publikasi lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
3.     Read primary sources (membaca sumber utama)
Pada tahap ini peneliti yang hendak mengutif hasil dari temuan peneliti lain, maka seharusnya dilakukan dengan cara langsung mengutif dari penelitinya bukan mengutip dari pengutip pertama.
4.     Synthesize and literature (mensintesis bahan bacaan)
Seorang peneliti haru pandai memilih dan memilah bahan yang akan dikutipnya dalam kajian teorinya. Artinya tidak semua sumber yang dibaca lantas dimasukan ke dalam bahan kajian pustakanya.

Sedangkan langkah-langkah penyusunan teori menurut Sugiyono (2013), yaitu:
1.      Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya serta dasar teorinya.
2.     Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian (skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3.     Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4.     Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan  pilih  definisi  yang  sesuai  dengan  penelitian  yang  akan dilakukan.
5.     Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.     Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar